Goresan Pena Ayeesha

Allah Tujuanku, Muhammad Tauladanku, Islam Agamaku,, Jihad Jalan hidupku.

Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan

matamu yang seputih tepung dan hitam mengilat pada bulat ditengahnya  dan terpercaya.beberapa sahabat melihat perkembangan.bahkan dalam keadaan begini menjepit,engkau mampu mengeluarkan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan,tetapi sangat bisa dirasakan.

wajahmu seolah memberi efek cahaya,jejak perjalanan hidupmu yang lurus dan terpercaya.beberapa sahabat menyandingkan wajahmu dengan sinar purnama dan mengatakan wajahmu masih cemerlang dibanding cahaya bulan paling cemerlang.

hidungmu kukuh,teriakanmu lantang.saat engkau mengeluarkan perintah,mengatur metode tempur sahabat-sahabatmu,tampak susunan gigimu yang sempurna-mutiara yang berjajar dengan proporsi yang benar.

gerakanmu saat memberi komando menyebarkan wibawa,terbantu bangun tubuhmu yang seolah dipersiapkan untuk keperluan itu.tinggi tidak terlalu menjulang,tetapi juga bukan pendek.bahu lebar,dada terbentuk oleh latihan fisik sepanjang usia,otot matang oleh latihan panjang,keseharian yang penuh gerak,juga berbagai persiapan perang yang mengencangkan.topi baja melindungi kepala

memahami kata perkata dari sebagian isi novel ini membuat diri terharu hingga air mata itu tanpa sadar menetes.andai aku hidup bersamamu wahai Rosul,sungguh tak akan pernah waktu sedetikpun terlewat bersamamu.

Tinggalkan komentar »

BUKAN KAYA atau MISKIN

ini bukan masalah kaya atau miskin kawan.tapi ini masalah ukhuwah.kesamaan aqidah yang membuat ukhuwah itu menyatu.sekalipun kita berada pada negeri yang berbeda.palestina kini terjajah oleh yahudi laknatulloh.mereka tak seperti kita dimalam ini yang bisa merasakan indahnya bintang dilangit atau bahkan sepiring nasi goreng sambil menikmati rintik hujan diteras rumah.mereka kini meregnag nyawa.dentuman bom bahkan terjangan peluru saling berkejar menepati sasaran.akankah kita diam???atau bahkan bisa tertawa tanpa peduli pada mereka disana.sekali lagi kawan.ini bukan masalah miskin atau kaya.disaat indonesia miskin tak pantas rasanya memberikan bantuan pada palestina atau mungkin negara lain yang terjajah.atau mungkin disaat sebuah negara kaya raya lantas tak layak diberikan bantuan.sungguh picik jika pikiran seperti ini.bukankah kita ibarat satu tubuh???jika salah satu bagian tubuh sakit atau terluka maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakan sakit.muslim itu satu tubuh kawan.aqidah ini yang menyatukan kita hingga berbuah ukhuwah yang indah.tanah palestina juga tanah kami.setiap belahan bumi berkumandang suara adzan itu juga tanah kami.ukhuwah kami tidak terbatas pada jarak yang jauh.sekalipun jauh hati ini tetap bersatu.Rabb…kuatkan mereka yang hari ini masih berjuang mempertahankan tanah yang Kau janjikan. aamiin ^_^

Tinggalkan komentar »

Why?

Dalam hidup kita sering kali menggunakan kata tanya kenapa.yang terkadang kita tidak dibutuhkan untuk mengucapkannya.bahkan kata ini sering di identikkan sebagai kata tanya keluhan.baik itu keluhan kita pada manusia dan juga pada si pemilik bumi.saya ingin mengangkat kehidupan dakwah ditengah-tengah kita.katakanlah yang aktif bergerak dalam sebuah wajihah dakwah.pada suatu masa kita diberikan amanah dalam organisasi kita.tak sedikit orang yang mengeluh bahkan tak sedikit juga orang yang mengeluh karena tidak diberikan amanah atau posisi dalam struktur organisasi.pastinya ini semua punya alasan khusus.ya ada sebagian orang karena selalu diberikan amanah lantas ketika tidak diberikan maka dia akan bertanya kenapa saya tidak diberikan amanah?atau bahkan bertanya kenapa dia yang diberikan amanah bukan aku? atau bahkan tidak sedikit juga orang yang mengeluh dan tidak menerima ketika dirinya dberikan amanah.ya,ini kembali kepada pemahaman kita masing-masing.karena pada dasarnya tanpa amanah secara struktural pun kita bisa bergerak sebebas yang kita inginkan.saya mempunyai seorang teman yang menurut saya luar biasa.sakit yang Allah berikan pada dirinya tidak membuat dirinya mengeluh.bahkan sampai sekarang dia selalu memnculkan ide-ide kreatifnya dalam menjalankan usahanya.disaat sakit itu datang tubuh itu terbujur kaku diatas tempat tidur dan menerimanya dengan ikhlas.ku selalu melihat dirinya semangat.sampai saya sendiri pun merasa malu.karena dengan kondisi fisik yang sehat pun saya belum bisa sehebat dia dalam berkreatifitas.lantas kenapa kita harus mengeluh saudara???duania ini ana titipan.ladang buat kita menabung amal untuk kehidupan yang lebih kekal.hidup ini butuh kerja keras.karena kita tak pernah pantas berada di syurgaNYA.karena itu mari pantaskan diri kita sebagai hambaNya.tanpa harus mengeluh.

Tinggalkan komentar »

Masalah tanpa solusi

ku muak

ku bosan

setiap jam

setiap hari

skenario murahan jadi suplemen

tak hanya aku yang dewasa

bahkan..

anak-anak dibawah umur pun ikut menikmati

segudang masalah tanpa solusi

bangsaku sayang

tiap hari tokoh baru dimunculkan

tak pernah bawa solusi

terkesan membawa solusi

yang ada semakin suram dan runyam

perkara blackberry pun tak kunjung tuntas

kini kasus hambalang

runyam tanpa solusi

inikah bangsaku

jujur

sebagai rakyat

ku ingin muntah

negeriku penuh masalah tanpa solusi

 

#1 muharram 1434 H @My room

 

 

Tinggalkan komentar »

Manajemen Hati Pra Nikah

dakwatuna.com – Tulisan ini saya abadikan saat saya mengikuti seminar tentang persiapan pra-nikah khusus untuk akhwat yang dilaksanakan oleh LDF di kampus saya. Materinya tentang Tips dan Trik Menangani Cinta oleh Ustadz Salim A. Fillah. Saya mencoba merangkum ucapan-ucapan ustadz Salim dan menuliskan nya dengan bahasa khas saya sendiri.

Sudah tidak asing lagi jika akhwat-akhwat seusia saya, yang sering disebut kepala dua, membicarakan hal-hal berbau pernikahan. Mungkin sebagian orang berpendapat hal tersebut adalah hal yang berbau galau. Ya, galau memang jika hanya dihabiskan untuk berkhayal yang indah-indah tentang pernikahan, mengkhayalkan akankah pernikahan kita indah seperti cerita di dongeng-dongeng jadul? Atau menggalaukan siapakah ikhwan yang beruntung mendapatkan kita nanti??

Tak ada habisnya memang jika kita membicarakan tentang pernikahan dan tentang bagaimana cara menangani cinta dengan elegan sebelum waktu pernikahan itu datang. Membahas, mempelajari, dan mencari tahu ilmu tentang pernikahan itu perlu. Sangat perlu bahkan. Karena akan sangat berat rasanya pernikahan bila kita memasukinya tanpa ilmu, tanpa persiapan ruhiyah yang baik. Akan banyak konflik ke depannya seindah apapun hubungan pernikahan itu di awal, karena kita tidak menjalin hubungan dengan malaikat yang tanpa dosa, melainkan kita menjalin hubungan dengan manusia, yang tidak sempurna, yang penuh khilaf.

Pernikahan itu bukanlah untuk digalaukan, bukan pula tabu untuk dibicarakan meski kebanyakan orang berpendapat masih terlalu dini bicara pernikahan. Justru sebelum ke sana, kita (terutama akhwat) harus banyak persiapan, mulai dari persiapan yang sepele, sampai ke persiapan-persiapan krusial. Saat akhwat beranjak baligh, orang tua harus memaparkan tentang bagaimana seharusnya akhwat bersikap, berfikir dan bertindak. Mulai dari cara akhwat berpakaian, cara bergaul dengan lawan jenis, cara akhwat bersikap kepada orang tuanya, dan hal-hal lain yang dapat “mempercantik” pribadi akhwat. Semua dibingkai dalam nuansa Islami. Memantapkan hati akhwat untuk bersungguh-sungguh mencintai Allah, bersungguh-sungguh mencintai Rasul-Nya.

Saat hati ini telah mantap dengan segala ketentuan Allah, tentunya akan mudah bagi akhwat untuk menerima segala ketentuan yang telah Allah tetapkan. Ingat, yang punya hati itu Allah, yang punya jodoh itu Allah, dan yang membolak-balikkan hati itu Allah. Sesuai dengan janji Allah, jodoh kita adalah cerminan diri kita. Jika kita baik Insya Allah akan dipasangkan dengan yang baik, begitu pula sebaliknya. Percayalah, janji Allah adalah sepasti-pastinya janji. Ini merupakan fase menata hati. Di mana kita yakin bahwa sebenarnya pasangan kita itu sudah ada, tinggal bagaimana cara Allah memberikannya kepada kita. Mau Allah menyodorkan nya baik-baik dan penuh cinta atau malah Allah marah dan melemparnya, kemudian berpaling muka dari kita. Saat hati ini sudah tertata dengan baik, Insya Allah kita tidak akan salah pilih, tidak akan terjerat dalam cinta lokasi yang semu dalam proses penantian jodoh kita.

Selain persiapan hati, persiapan yang lain yang tidak kalah penting adalah persiapan ILMU. Apakah kita punya ilmu untuk mencintai pasangan kita nanti? Bagaimana cara kita mengekspresikan cinta nanti? Karena cara dicintai yang dibutuhkan ikhwan atau akhwat itu berbeda. Misalnya ilmu dalam menangani masalah nanti di pernikahan. Saat akhwat harus mengupas semua masalah dan berbelit-belit, ternyata dihadapkan dengan pemikiran suami yang simple dan fokus, cenderung menyepelekan semua masalah. Saat akhwat menangis ketika ada masalah berat, dihadapkan dengan suami yang tidak mengerti esensi menangis ketika tertimpa masalah, toh masalah tidak akan selesai dengan menangis. Ketika akhwat cenderung mengedepan kan perasaannya, dihadapkan dengan suami yang lebih mengedepankan logika. Belum lagi jika masalah itu merupakan masalah berat, dan tidak ada kecocokan antara akhwat dan suaminya dalam menanggapi masalah tersebut dengan cara yang bijak. Maka, akan sangat berat jikalah hanya CINTA yang kita andalkan.

Akhwat, persiapan pernikahan tidak hanya terfokus pada persiapan resepsi seperti kebanyakan orang memaknainya. Proses persiapan menuju ke sana itu panjang. Bahkan meski kelak kita telah menikah pun, akan banyak lagi persiapan-persiapan yang harus kita pelajari, salah satunya bagaimana cara akhwat menangani cintai itu. Memposisikan cinta terhadap Allah sebagai sumber utama cinta itu. Mengusahakan bahwa tidak ada cinta yang lebih hebat melebihi cinta kita terhadap Allah. Persiapan tersebut akan lebih mudah kita laksanakan dengan ridha terhadap apapun ketentuan Allah.

Terkadang hati ini lemah, jatuh cinta sebelum waktunya, menyimpan cinta itu sendiri dan berharap Fulan akan menjadi suami kita kelak. Lupa bahwa ada kuasa lain selain kuasa kita yang lemah dan tak berdaya, lupa bahwa Allah yang Maha Menentukan. Ketika fakta tidak mendukung untuk terwujudnya mimpi-mimpi itu, akan hanya ada rasa kecewa dan hampa.

Tata lah hati ini dengan seindah-indahnya penataan hati. Tak salah jika rasa cinta terhadap seseorang kadang menghampiri hati kita. Akan tetapi, tanamkan bahwa tak salah pula kita membangun cinta dengan seseorang yang lain nantinya. Artinya, belum tentu yang dicintai dalam diam itu adalah jodoh kita, Allah yang Maha Mengetahui. Persiapkan saja apa yang harus dipersiapkan, untuk hasil percayakan pada Allah yang Maha Pemberi sebaik-baiknya hasil. “Ya Allah, ya Tuhan-Ku, sesungguhnya aku minta kebaikan dalan urusanku dengan ilmu-Mu”.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/11/24113/manajemen-hati-pra-nikah/#ixzz2CHl8lGt4
Tinggalkan komentar »

Kalau Cinta, Bukan Maksiat

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
(Jalan Cinta Para Pejuang_ Salim A Fillah)

Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – Jamaah ini bukan jamaah malaikat tanpa hasrat. Meski tiap pertemuan ada sekat dan hijab, tetap saja fitnah bersiap siaga menjerat. Suatu fitrah nan indah dari Sang Pencipta. Tentu saja tak layak diumbar tanpa ikatan yang sah.

“Nantikan ku di batas waktu, ya ukhti” jelas bukanlah risalah yang dibenarkan syariat, yaa Akhi…

Belajarlah dari kisah romansa ‘Ali dan Fatimah. Yang sebenarnya saling memendam rasa begitu lama. Namun tak jua Sang Pria memberanikan diri memulainya walau lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab telah bermula. Apalah aku ini, pikir sang pemuda, hanya seorang pemuda yang tak berpunya bahkan sekadar mahar seadanya.

Tapi lihatlah ketika Allah berkehendak.

“Aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Hai Ali engkau wajib bergembira sebab Allah ‘Azza wa jalla sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi!” Demikian perkataan Sang Rasul dalam riwayat yang diceritakan Ummu Salmah RA.

Sungguh, sebuah Romansa cinta penuh gairah ketaatan pada Robb nya yang syetan pun tak mereka kabari gejolaknya. Dan cinta pun bersemi indah hingga ke surga.

Maka mencinta lah sejantan ‘Ali. Menyimpan rapat di hati atau persilakan sang pujaan meniti mencari ridha Illaahi tanpa engkau temani. Materi bukan halangan berarti, ya Akhi. Cukuplah janji Allah engkau yakini. Maka Bismillaah…mantapkan hati.

***

“Nikahkan aku dengan nya, Yaa Abi…” atau “Ta’aruf-kan Ana dengan si ikhwan, Wahai Murabbi…” begitu syariat mengajarkan kita, Yaa Ukhti…

“Tapi kan, kita ini akhwat. Masa iya kita yang memulai?”

Ohoho terlupakah kita kekasih sang Rasulullah, Bunda Khadijah?

Dengan selisih umur yang tak sedikit, dengan status janda dan bujang, dengan strata social yang tak sepadan, cinta mereka pun menjadi kisah cinta mengagumkan. Cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah tak lagi di sisi. Bahkan Sang Rasul menangis ketika ditanya kesediaannya untuk kembali menikah sembari berkata, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”

Sejarah telah mencatat, tak berkurang izzahnya sang muslimah ketika mengutarakan isi hatinya agar bisa terjaga dalam bingkai yang sah. Lantas, apa yang engkau khawatirkan, wahai Muslimah? Tak khawatirkah dirimu syetan merajai benak mu hingga berzina-lah hati mu sepanjang masa menunggu pangeran impian mu itu?

Di Jalan Cinta Para pejuang, kita belajar untuk bertanggung jawab atas perasaan kita

Maka bertanggung jawablah atas apa yang engkau rasa. Mengutarakannya dengan cara syariat jelas bukanlah dosa. Bermain-main dengan gejolak hati justru memancing datangnya syetan penggoda. Tanyakan hati mu seberapa kuat diri mu menahannya. Ingat juga syetan tak kenal putus asa. Dan kita bukanlah pribadi terjaga bak ‘Ali dan Fatimah.

Tak selalu cinta bersemi di taman cinta hingga abadi. Penerimaannya memekarkan benih di hati. Tentu penolakan bukanlah tanda berakhirnya hari-hari. Ia adalah jalan yang dipilih Tuhan mu dan Tuhan nya. Mungkin juga pertanda belum siapnya melangkah. Hingga perlu berbenah hingga yang terbaik menurutNYA menyapa. Yakinlah IA Maha Tahu yang terbaik untuk kita.

Kau dan aku telah memilih langkah. Dan di jalan juang lah kita berada. Sebuah jalan yang tak ada pertolongan selain kekuatan NYA. Dan pertolongan kan sirna ketika kita hiasi jalan juang ini dengan maksiat atas sucinya fitrah.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23533/kalau-cinta-jangan-maksiat/#ixzz2BLNgynte
Tinggalkan komentar »

Ukhti, Upgrade Terus Cantikmu

dakwatuna.com – Bismillah…

Betapa banyak fasilitas dan produk-produk kecantikan membanjiri konsumen dalam rangka mendukung upgrade kecantikan para kaum wanita dari harga recehan hingga fantastis, dari brand tak terkenal hingga brand prestisius itu semua demi “kecantikan”.

Lihatin aja hampir setiap hari rumah kecantikan, rumah model dan apapun nama rumah kecantikan pasti dipenuhi para kaum hawa untuk berkonsultasi kecantikan. Mengherankan lagi para-para laki-laki juga tidak mau kalah sama perempuan mendatang rumah kecantikan.

Bahkan sampai-sampai para wanita upgrade kecantikan melalui cara atau metode tidak dibenarkan agama “Islam”. Mulai dari bedah plastic, suntik, konsumsi obat, tidak mengindahkan halal dan haram itu semua dilakukan demi sebuah kecantikan. Ternyata atas nama kecantikan para kaum hawa menjadi gelap mata dan silau dengan keindahan dunia.

Sungguh rugi ketika para wanita ingin kelihatan cantik atau tampil cantik tapi aturan-aturan indah dari Allah dikesampingkan, sedangkan aturan Allah ditetapkan teruntuk kaum hawa agar mereka terjauhi dari kemudaratan seperti kita lihat bagaimana lifestyle wanita tidak mengindahkan aturan Allah yaitu timbulnya berbagai permasalahan baik dari segi batiniah, lahiriah dan sosial.

Islam mempersilakan kaum hawa maupun Adam untuk merawat atau menjaga tubuh karena Islam sangat mencintai kebersihan, bukankah kebersihan bagian dari iman! Tapi merawat atau memoles wajah dan kulit luar bukanlah hal yang gratis, butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Sedangkan kita tahu bahwa dalam Islam kecantikan hakiki dan ideal yaitu kecantikan bersumber pada dimensi Ilahiyah (hati). Dari abu Hurairah, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”innallaha la yanzhuru ila ajsamikum wa la ila shuwarikum walakin yanzhuru ila qulubikum” ”sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian akan tetapi Allah melihat hati kalian” (HR. Muslim). Jadi cantik bukan dilihat dari fisik tapi dari akhlak!

Nah, Untuk menjadi wanita cantik tidak perlu mengeluarkan uang berjutaan, menghalalkan segala cara, dan mengesampingkan dampak kesehatan karena dalam Islam telah diatur secara menawan bagaimana mengupgrade kecantikan wanita. Apalah gunanya cantik tapi hati tidak bersih hati, ucapan tidak santun, akhlak tidak elok atau cantik tapi dilaknat Allah dan Rasul-Nya, toh kecantikan fisik tidak akan bertahan lama. Ada yang lebih indah di hadapan Allah, Rabb semesta alam, yaitu kecantikan hati yang nantinya akan berdampak pada mulianya akhlaq dan berbalaskan surga.

Coba sekarang juga, saat ini juga upgrade kecantikan mu dengan semakin bertaqwa pada Allah karena ketaqwaan adalah lahirnya akhlak penuh santun dan berluhur serta upgrade kecantikan dengan introspeksi diri (muhasabah), kenali apa-apa yang masih kurang dan lekas dibenahi. Jangan ikuti langkah-langkah syaitan dengan melalaikan kita pada tugas utama yaitu beribadah pada Allah. “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai yang indah, murah hati dan menyukai kemurahatian, menyukai akhlak yang luhur dan membenci akhlak yang rendah.” (HR. Al-Baihaqi)

Untuk itu yuk kita ubah paradigma kecantikan dengan memperbaiki akhlak, menuntut ilmu, menghiasi diri dengan pakaian sabar, dan selalu mengeluarkan kata-kata santun.

Dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan hamba-hamba-Nya. Dan sungguh jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan aturan Islam, maka insya Allah tempat terpuji akan menunggu kita, yaitu surgaNya. Itulah hakikat cantik dalam Islam.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23453/ukhti-upgrade-terus-cantikmu/#ixzz2BLMUzq8Z
Tinggalkan komentar »

Beginilah jilbab kita Ukhti !

dakwatuna.com – Lagi-lagi, mata kita semakin akrab dengan propaganda-propaganda amatir di media. Propaganda yang  jikalau aku boleh berucap, propaganda yang salah! Pikiranku cukup terganggu dengan tagline berupa: “yang penting memakai jilbab”.  Begitukah?

Ya, sekarang zaman memang sudah modern. Jilbab dengan berbagai gaya dan warna tidak sulit kita cari di mana pun. Mau model panjang, pashmina, jilbab paris, bahkan ada yang bermodel dan diberi nama jilbab ninja atau jilbab maroko. Subhanallah banyak. Pun juga wanita dan anak-anak remaja yang berjilbab, sudah kian banyak di mall, masjid, kampus, sekolahan, kantor dan di tempat-teman eksklusif juga ada. Sekarang tidak seperti dulu, jilbab kian dimodifikasi oleh pembuat fashion, dipertontonkan modelnya. Sehingga banyak wanita yang tertarik mengenakannya.

Dulu yang berjilbab itu jarang, sedikit, minoritas, bahkan dilarang. Tidak seperti sekarang. Wanita berjilbab semakin mudah kita temukan bukan? Dan dengan berjilbab pula, kecantikannya tidak luntur sama sekali. Malah sekarang makin diperhias dengan jilbab yang dililit ini itu, diberi bros yang besar-besar, diperpendek, diperketat, diganti menjadi bahan yang transparan/tipis guna agar menarik perhatian.

Wanita yang berjilbab sekarang banyak yang menggunakan dalaman ninja, cukup dihias sedikit dengan jilbab paris (yang hanya sebagai penghias tentunya). Tidak rapi padahal. Tapi memang sangat terlihat modis, fashionable, lebih feminim atau apa pun lah namanya. Bahkan aku pernah melihat model tutorial jilbab, di mana jilbab paris itu seakan-akan dibuat seperti rambut, dililit-lilit kemudian diberi pita, atau semacam dikepang. Cantik memang.

Kemudian wanita-wanita yang berjilbab tersebut tidak segan mengenakan kaos ketat atau celana/rok kaos yang juga menjiplak. Ditambah gelang besar. Disempurnakan dengan gelang kaki atau high heels tinggi yang warnanya kontras dengan busananya. Sekali lagi, cantik memang.

Namun, apakah begitu Islam mengajarkan cara berpakaian pada kita? Begitukah yang tertulis di Al-Qur’an kitab kita, Ukhti? Hingga kita lupa, bahwa seharusnya kerudung kita itu menutup hingga ke dada. Bahwa seharusnya, telapak kaki kita juga aurat dan harus juga dibungkus dengan kaos kaki. Bahwa Al-Qur’an mengajarkan untuk menutup aurat kita, bukan cuma membalut aurat. Sadarkah kita bahwa kita telah terhipnotis fashion buatan manusia perusak? Bahwa seharusnya kita tidak mempertontonkan kecantikan dan perhiasan kita untuk yang bukan muhrim.

Sebaiknya kita merenungi mulai dari hal sepele ini, yaitu pakaian kita. Jika hal-hal sepele seperti ini saja pikiran kita tercuci, apalagi hal-hal yang lain. Dengan tagline, “yang penting menutup aurat kan, daripada engga berjilbab sama sekali”. Menutup yang mana jikalau lekukan leher mu masih kelihatan Ukhti? Jikalau kamu tambahkan sesuatu ke dalam jilbab mu sehingga bentuknya seperti punuk unta. Aurat mana yang dirimu tutup ukhti? Jikalau keindahan kakimu masih tersingkap oleh mata-mata nakal. Jikalau dada mu masih menantang. Jikalau bajumu semakin dipendekkan. Aurat mana yang dirimu tutup ukhti?

Semoga kita tetap istiqamah di jalan-Nya. Berpegang teguh dengan Al-Qur’an. Taat akan perintah-perintah-Nya. Hingga hati ini tak ragu lagi berkata, Begini lah Jilbab kita Ukhti! Tertutup, longgar dan panjang. Tidak transparan. Tidak menarik perhatian. Tidak mencetak perhiasan kita, dan akan selalu kita lestarikan demi adik dan anak-anak kita kelak. Aamiin.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/11/23922/beginilah-jilbab-kita-ukhtibeginilah-jilbab-kita-ukhti/#ixzz2BLLljDf6
Tinggalkan komentar »

HARAP KU

Ku tatap langit

Mendung

Bukan berarti hujan, kawan

Ku dongakkan kepala ke dalam sumur

Kandas

Hati pun menjerit

Tak kuasa

Mata pun menangis

Bukan berarti cengeng

Tapi takut

Ku takut ini pertanda Allah marah

RahmatNYA pun dicabut

Karena ulah manusia

Semakin hari semakin sakit

Ku ambil wudhu

Ku bergegas menunaikan perintahNYA

Ku ingin DIA tetap mencintai ku

Jangan sampai DIA memutuskan cinta kami

Hanya karena terlambat sedikit saja

Empat rakaat pun usai

Dzikir pun ku lantunkan

Doa-doa pun terucap

Penuh harap

Agar RahmatNYA turun

Basahi bumi

Tangis pun tak terbendung

Kali ini ku penuh harap

Moga mendung ini pertanda hujan

Setengah jam ku lewati

Gerimis pun mengundang

Terus melantunkan dzikir

Ku pacu lidah ini memujiNYA

Alhamdulillah tak lama doa itu di ijabah

Tangis itupun berbuah rahmat

Rahmat hujan

Andai saja kau tahu, kawan

Siang ini ku bahagia

Ku ingin kemarau disana

Berbuah hujan, kawan

Teruntuk saudar-saudara ku

Yang tak lagi mampi minum dengan air bersih

Bahkan hanya untuk sekedar bersuci

Rabb turunkan rahmatMU

Pada setiap jengkal bumiMU

Karena sungguh kami tak sanggup menjauh

Dari ketergantungan akan air

Ijabah setiap doa tulus kami

 

 

Puisi ku sambil menikmati hujan siang ini

 

Tinggalkan komentar »

KAU

janji melangit kau obral
uangpun kau hamburkan
demi satu kata MENANG
kau lucuti kami dengan harapan-harapan
yang belum pasti mampu kau wujudkan
atau hanya sekedar mendapat perhatian dari kami
kau mengalahkan obral di pasar-pasar

kau ekslusif dibanding orang-orang yang ada di pasar

karena kau turun mengobral dengan mobil mewah

di iringi foreder pelindung mu

berhentilah berjanji manis sesaat
karena itu tak mampu mengenyangkan perut kami
kami hanya butuh bukti bukan janji
apalagi hanya sekedar untuk menarik simpati kami

ooooohhh……kau yang ingin menang di medan laga bernama PILKADA

Tinggalkan komentar »